Eksistensi Kesenian Wayang Golek Kridha Utama Ditengah Trend Budaya Barat

Oleh : Laras Sekar Niti

TIM I KKN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2019

Menurut Koentjaraningrat kesenian merupakan suatu ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma serta peraturan yang dimana kompleks aktivitas dan tindakannya berpola dari manusia dalam masyakat dan biasanya berwujud benda-benda hasil manusia. Seperti kesenian Wayang Golek, Wayang Golek sendiri merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Barat. Wayang golek adalah sejenis boneka kayu yang dibuat sedemikian rupa, dengan bagian-bagian yaitu kepala, badan, dan tangan yang merupakan salah satu jenis tradisi yang masih tetap eksis sampai saat ini. Kepala dan lengan wayang golek dapat dilepaskan sedangkan antara kepala, badan, dan lengan dihubungkan oleh sebatang kayu kecil bulat yang lazim disebut tuding atau gagang. Tuding digunakan sebagai pegangan dalang pada saat memainkan golek. Tuding juga merupakan alat untuk menggerakkan bagian tangan golek dan untuk menancapkan golek di atas alas gebok/dudukan golek. Wayang Golek dibagi menjadi dua yaitu Wayang Golek Purwa biasanya bercerita tentang kejadian zaman dahulu seperti cerita yang terdapat di wayang kulit dan diiringi oleh gamelan salendro dan Wayang Golek Cepak, wayang golek ini baru ada sejak masa Panembahan Ratu (cicit Sunan Gunung Jati). Disebut wayang golek papak atau wayang cepak karena bentuk kepalanya yang datar. Seperti Wayang Golek di Pemalang termasuk ke dalam Wayang Golek Cepak.

Screenshot-2019-01-20-21-29-43-30

Bapak Winarno tertarik menjadi Dalang Wayang Golek pada saat ia masih kecil, pada saat itu ia sering mengikuti pementasan wayang di desanya, ia mendengarkan dan mencermati isi yang diceritakan pada saat pementasan wayang tersebut. Ayahnya juga merupakan seorang dalang Wayang kulit. Setelah ia besar dan bekerja di luar kota tepatnya di kota Cikarang ia bertemu dengan orang-orang yang memilki jiwa seni Wayang Golek. Disanalah cikal bakal ia menjadi dalang Wayang Golek. Setalah 5 tahun bekerja dan belajar wayang disana ia pulang ke Desa Kramat. Setelah pulang ke desanya ia memperaktekan ilmunya dan sampai sekarang keseniannya sering digunakan pada saat acara-acara tertentu. Padepokan Kridha Utama sudah sering melakukan pementasan didalam kota maupun luar kota seperti dari Jakarta tepatnya di TMII dan di Bali sebagai perwakilan dari Kabupaten Pemalang. Anggota Kridha Utama terbagi menjadi pemain alat musik dari golongan remaja hingga dewasa yang merupakan masyarakat

Screenshot-2019-01-20-21-33-30-58

Pada zaman modern ini kesenian tradisional sudah hampir tidak diminati oleh masyarakat. Saat ini kesenian barat lebih diminati dari pada kesenian lokal. Masyarakat lebih tetarik dengan kesenian tersebut dikarenakan lebih modern. Namun berbeda dengan Wayang Golek yang satu ini, Wayang Golek ini berada di Pemalang tepatnya di Desa Kramat Kecamatan Pemalang yang bernama Kridha Utama. Kridha Utama  sudah  berdiri sejak tahun 1989 di Ketua oleh Bapak Winarno. Kridha Utama sendiri berarti perbuatan yang baik. Bapak Winarno menjelaskan bahwa keseniannya ini sudah resmi dan terdaftar di Pemerintahan Pemalang. Bapak Winarno juga menjadi dalang wayang golek. Ia juga menceritakan mengenai asal usul wayang golek. Menurutnya asal usul wayang golek berkaitan dengan Pangeran Diponegoro. Pada saat itu Pangeran Diponegoro ingin melawan Belanda dengan cara yang tidak biasa yaitu kesenian . Pangeran Diponeoro memilih menggunakan media Wayang Golek.

IMG-2204

Menurut Bapak Winarno setiap dalang pasti mempunyai ritual khusus yang dilakukan. Biasanya ritual tersebut dilakukan satu tahun sekali dan waktunya tidak menentu. Bapak winarno melakukan ritual biasanya pada bulan Mulud. Pada bulan tersebut akan ada pembersihan wayang-wayang yang dimiliki. Wayang-wayang tersebut akan di cuci dan diperiksa bila ada kain yang rusak dan akan diganti dengan yang baru. Tidak hanya itu biasanya keris juga akan di bersihkan dan dicuci. Setelah ritual pembersihan yang dilakukan setiap satu tahun sekali, biasanya juga ada ritual yang biasanya dilakukan pada saat pementasan. Seperti pembakaran dupa untuk penghubung ke roh leluhur dan tawasulan. Tawasulan ini dilakuan untuk meminta doa-doa kepada sang pencipta.  Tawasulan yang dilakukan Bapak Winarno merupakan warisan dari leluhur yaitu Sunan Kalijaga. Pada zaman dahulu sebelum pementasan Sunan Kalijaga melakukan tawasulan terlebih dahulu dan sekarang Bapak Winarno melanjutkannya.
setempat yang ingin melestarikan kesenian Wayang Golek.

Screenshot-2019-01-20-21-25-50-34

Sudah 28 tahun Kridha Utama berdiri. Banyak suka duka yang sudah dilalui oleh Bapak Winarno untuk memperkenalkan Wayang Golek. Dalam memperkenalkan kesenian ini banyak kebahagian yang terjadi seperti saat penontonnya memperhatikan dan paham dengan cerita yang dimainkan, hal tersebut membuat Bapak Winarno senang. Kalau penonton paham maka Bapak Winarno berhasil menyampaikan pesan yang ia ceritakan dan Bapak Winarno merasa sedih jika tidak ada yang memperhatikan waktu ia sedang pentas. Bapak Winarno sangat memperjuangkan kesenian ini. Sampai kapanpun ia akan melestarikan kesenian ini karena kesenian ini merupakan bagian dari hidupnya.

 

Sumber :

  • 2009. Wayang golek dari seni pertunjukan ke seni kriya (Studi tentang perkembangan fungsi wayang golek di Kota Bogor). Jurnal : Balai pelestarian sejarah dan nilai tradisional Bandung.
  • 2000. Kebudayaan, mentalitas dan pembangunan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
  • Bapak Winarno ( Dalang Wayang Golek)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*